10 Oktober 2025 — Sosok akademisi dan pakar studi kebahasaaraban dari UIN SATU Tulungagung, Dr. Ahmad Muhdor, Lc., M.Pd.I., menjadi pusat perhatian dalam kegiatan Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada Jumat (10/10/2025) di Teatrikal PPB UIN Sunan Kalijaga ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen yang antusias mengikuti jalannya kegiatan.
Dalam pemaparannya, Dr. Ahmad Muhdor mengangkat tema tentang “Khazanah Keilmuan Bahasa dan Sastra Arab di Mesir serta Relevansinya bagi Studi Kebahasaaraban di Indonesia.” Ia menegaskan bahwa Mesir, khususnya melalui lembaga-lembaga ilmiahnya seperti Al-Azhar, memiliki peran sentral dalam membentuk tradisi intelektual Arab yang berpengaruh besar di dunia Islam.
“Mesir bukan hanya pusat pembelajaran bahasa Arab, tetapi juga pusat lahirnya karya-karya sastra dan kebahasaaraban yang menjadi rujukan hingga kini. Tantangannya adalah bagaimana kita mengontekstualisasikan warisan itu dalam kajian modern di Indonesia,” ujar Dr. Ahmad Muhdor dalam paparannya.
Ia juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan metode penelitian kontemporer dengan kekayaan literatur klasik Arab agar studi bahasa dan sastra Arab di Indonesia tidak terjebak pada pendekatan tekstual semata.
Sebelum sesi utama dimulai, acara diawali dengan sambutan oleh Dr. Andi Holilulloh, S.Pd.I., M.A., MCE., selaku Ketua Program Studi Magister BSA. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kesediaan Dr. Ahmad Muhdor berbagi pengalaman dan wawasan akademiknya. “Kehadiran narasumber seperti beliau sangat berharga untuk memperluas perspektif mahasiswa dalam melihat dinamika keilmuan Arab secara global,” tuturnya.
Kegiatan berlangsung dengan interaktif. Mahasiswa terlihat antusias mengajukan pertanyaan seputar perkembangan linguistik Arab dan strategi pengajaran bahasa Arab di era digital.
Melalui kuliah umum ini, Dr. Ahmad Muhdor tidak hanya memperkenalkan khazanah keilmuan Arab di Mesir, tetapi juga menginspirasi peserta untuk terus menggali, mengembangkan, dan merelevansikan kajian bahasa dan sastra Arab dalam konteks akademik Indonesia masa kini.