Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (HMPS BSA) Mengadakan acara Dies Natalis Okaz Fest 2024 dengan tema “Korelasi Sastra dengan Perkembangan Intelektual Manusia” Pada hari pertama, dan hari ke-dua dengan tema “Integrasi Filsafat dan Sastra dalam membangun cita-cita Humanisme”. Mengapa HMPS BSA mengangkat tema ini dalam merayakan hari jadi BSA? Karena menurut HMPS sendiri ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang berkembang sesuai dengan perkembangan etika suatu peradaban, dan salah satu indikasi berkembangnya etika suatu peradaban dapat dilihat dari karya sastra, dan kecenderungan masyarakat pada sastra, karena sastra bukan hanya bahasa yang digunakan sebagai penghibur tapi juga memberikan dampak emosional dan pengalaman seorang penikmat sastra

Acara Dies Natalis hari pertama diselenggarakan pada hari Senin, 25 November 2024 Di Aula Lt. 6 gedung Arief Mustaqiem. Rangkaian acara ini diawali dengan Sholawat Al-Banjari perwakilan dari anggota HMPS, dilanjutkan dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Bapak Nuryani S.Pd. M.Pd I. Sebagai tanda bahwa Okaz Fest 2024 resmi dibuka, selain itu bapak nuryani juga menyampaikan beberapa petuah dan sambutan yang mengiringi dibukanya acara. Acara dilanjutkan dengan Grand Final lomba, diantaranya: Khitobah, Ghina’ Araby dan Qiroatus Syi’ir. Lomba Okaz Fest sendiri telah dilaksanakan sejak tanggal 20 september hingga tanggal 25 november, penyisihan dilakukan secara online dan grand final dilakukan secara offline pada hari pertama perayaan Okaz Fest 2024. Setelah melewati proses Grand final, pemaparan kritik dan saran oleh para juri kepada para finalis  sehingga hari pertama Okaz Fest 2024 diakhiri dengan pembagian hadiah, beberapa para finalis sempat diwawancarai pada saat pasca acara. Toriq Syagil Birri finalis lomba Khitobah, menyampaikan pesan dan kesan selama acara berlangsung “Terima kasih saya sampaikan kepada para panitia yang luar biasa antusiasnya, kemudian fasilitas yang mewah, dimana saat saya tiba di Tulungagung langsung dijemput dan disediakan tempat penginapan yang sangat-sangat layak, dimana saya tidak pernah menemukan event yang lain, karena hanya ada di OKAZ FEST BSA UIN SATU Tulungagung saya merasa sangat dihormati dimuliakan. Dan yang paling akhir , satu kebanggaan bagi diri saya sendiri bisa berkompetisi di festival ini.” Izza Fahmiyatul Ilmi finalis Qiraatus Syi’ri juga menyampaikan kesan pesannya “Saya melihat acara ini sangat mewah mulai dari panitia yang cekatan dan saya terkesan dengan kampus ini yang begitu besar dan luas. Pesan dari saya mungkin Tetaplah bersujud sampai keinginana kita terwujud.”

Dilanjutkan hari ke-dua pada hari Selasa, 26 November 2024 diawali dengan Pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Syaikh Ahmed Abdelhady Abdelgawad Fliefel dan Bapak Nuryani S.Pd. M.Pd I. Sebagai simbolis dalam merayakan hari jadi atau dies natalis program studi Bahasa dan Sastra Arab yang ke-sembilan dalam sambutannya bapak Nuryani sebagai koorprodi BSA menyampaikan berbagai ucapan selamat dan pengaharapan untuk berkembangnya prodi BSA dimasa yang akan mendatang. Acara dilanjutkan dengan Talkshow sebagai puncak dari rangkaian acara Okaz Fest 2024 dari awal hingga akhir dengan tema “Integrasi Filsafat dan Sastra dalam membangun cita-cita Humanisme” yang dibawakan oleh dua narasumber, Bapak Usman Arrumy sebagai narasumber pertama dan Bapak  Ach. Dhofir S. Sos., M. Fill sebagai narasumber ke-dua, dengan moderator yang memandu jalannya acara, Bapak M. Hafidzulloh Sm, M.A (Dosen BSA UIN SATU Tulungagung). Talkshow pada kali ini berjalan dengan sangat meriah dengan mendatangkan dua narasumber dengan latar belakang yang berbeda  bapak Ach. Dhofir memaparkan pendapat melalui pendekatan filsafat karena beliau ialah seorang penggiat filsafat, dan bapak Usman Arrumy memaparkan pendapat beliau dengan pendekatan sastra, para audien sangat antusias pada kelihaian kedua narasumber dalam memaparkan pendapat, Talkshow diakhiri dengan  sesi tanya jawab antar narasumber dan audien, berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para audien.

  1. Apakah humanisme masih relevan pada era pastamodern ini?
  2. Mengapa kapitayan disebut sebagai sistem filsafat?
  3. Siapakah yang berhak menilai keindahan suatu karya sastra?

Jawaban :

  1. Humanisme itu topik yang selalu terjadi, namun tetap relevan di era disrupsi dan postmodern. Meskipun terjadi perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, nilai-nilai humanisme tetap penting untuk dipertahankan. Dalam konteks pendidikan, pemikiran humanistik yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara dan konsep “Merdeka Belajar” masih sangat relevan. Selain itu, humanisme juga masih relevan dalam bidang politik, ekonomi, dan keagamaan.
  2. Kapitayan memiliki dimensi filosofis yang kuat. Kapitayan tidak hanya berkaitan dengan praktik keagamaan, tetapi juga melibatkan pertanyaan-pertanyaan filosofis mendasar tentang realitas, pengetahuan, dan nilai-nilai. Kapitayan memberikan kerangka konseptual dan teoritis untuk memahami alam semesta, manusia, dan hubungan antara keduanya. Maka, kapitayan dapat dianggap sebagai sebuah sistem filsafat yang menyediakan kerangka konseptual dan teoritis untuk memahami alam semesta, manusia, dan hubungan antara keduanya, serta melibatkan refleksi kritis dan memuat filosofis yang mendalam dengan pemaknaan yang luas.
  3. Dapat dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk kritikus sastra, pembaca, dan masyarakat umum. Tetapi, selera pribadi juga berperan penting karena keindahan bersifat subjektif dan dapat bervariasi antar individu. Oleh karena itu, tidak ada satu pihak yang secara eksklusif berhak menilai keindahan karya sastra.