Bsaiainta – Jumat, 1 Maret 2019, Lingkar Diskusi Sastra kali ini bicara mengenai Sastra Barat, agenda mingguan dalam formad jurusan.

Mengkaji dunia Sastra Barat bertajuk Sastra Eropa Klasik. Diskusi hari ini dipantik langsung oleh kakak tingkat dari jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) yang akrab di sapa dengan panggilan Bang Kowim.

Pembahasan mengenai Sastra Eropa Klasik dimulai dari pengenalan awal lahirnya sastra ini yang tidak lain adalah pada 8 SM-4 M. Dalam kurun waktu yang tidak lama, Sastra Eropa Klasik memunculkan tokoh-tokoh tersohor pada masanya.

Pada tahun 8 SM merupakan produk real bangsa Yunani dengan tokohnya yang terkenal, Homerus. Homerus melahirkan karya roman pertama kali yang berjudul Ilyad dan Oddyse. Adapun tokoh terkenal lainnya adalah Herodutus,, Aristoteles, Plato dan Sappho.

Sedangkan pada tahun 4 M, dikenal sebagai produk real bangsa Romawi. Sama halnya dengan Yunani, bangsa Romawi pun pada masa ini telah melahirkan tokoh-tokoh terkenal seperti Cicero, Opicurus, Ovidus, Vergilius, Hippo, Seneca, Juius Casiar. Kedua bangsa ini berjalan dalam koridor yang sama. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik Sastra Eropa Klasik tidak pernah terlepas dari teologis, antropologi, kenegaraan, dan seni.

Perihal sastra, Bang Kowim berpendapat bahwa “negara yang baik bukanlah terlihat dari banyaknya peradaban melainkan dari banyaknya kesusastraan”. Hal ini selaras dengan kutipan yang dicupliknya dari Sujiwo Tejo, “Sastra selalu ada dalam setiap jiwa manusia, ia bisa redup namun tak akan pernah mati” begitulah kiranya pernyataan yang mengungkapkan bahwa kesusastraan akan tetap hidup dan terus berkembang seiring bergantinya zaman.